Bagaimana Al-Quran menjawabnya? Ingat kembali pembahasan lalu, teori surat Faathir ayat 29 tentang bagaimana membangun bisnis yang tidak akan merugi. Itu teori dasarnya. Ini teori terapannya sebagai penjelas:
alladziina yu/minuuna bi alghaybi wa yuqiimuuna alshshalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquuna
[Qs.2:3] (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Perhatikan, teori bisnis yang diajukan Qs.2:3 mirip mirip ya dengan teori bisnis yang diajukan Qs.35:29 ? Itulah praktek talaa yatluu tilaawah, membaca ayat dengan mengkaitkan ayat-ayat lainnya sebagai penjelas. Ayat dijelaskan oleh ayat. Sedangkan qara-a yaqra-u qiraa-atan, membaca ayat tanpa dikaitkan dengan ayat-ayat lainnya, hasilnya: pemahaman yang keliru.
Mari kita ulas kemiripan dan keterkaitan dua teori ayat tersebut
Bagaimana mempertahankan produktivitas disaat daya beli masyarakat yang terus turun? jawabnya ada di point 3 wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun artinya menafkahkan sebagian rezeki yang diterima. Ilustrasinya begini:
- Suami menerima rezeki lalu menafkahkan kepada Istri.
- Istri menerima rezeki lalu menafkahkan kepada Pedagang.
- Pedagang menerima rezeki lalu menafkahkan kepada Produsen.
- Produsen menerima rezeki lalu menafkahkan kepada Pekerja
Pedagang, Produsen, Pekerja dan Konsumen adalah empat pilar ekonomi yang saling menguatkan dengan cara mengeluarkan infaq dari rezeki yang diterima dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masing-masing pilar tersebut. Infaq dikelola sebagai instrumen peningkatan daya beli sehingga distribusi rezeki mengalir lancar. Di ayat-ayat yang lain, Al-Quran menjelaskan bagaimana infaq tersebut dikelola sebagai instrumen peningkatan daya beli.
Dari ilustrasi di atas, tampaklah bahwa kuncinya ada pada penerimaan rezeki. Semakin besar rezeki yang diterima semakin besar pula infaq yang akan dikeluarkan. Dan sebaliknya, semakin kecil rezeki semakin kecil pula infaq. Tidak ada rezeki ya tidak ada infaq. Maka sekarang kita bertanya, bagaimana menghadirkan rezeki? bagaimana memperbesar rezeki? Nah sekarang baru kita paham, mengapa dalam teori bisnis yang tidak akan merugi, langkah pertama yang kita lakukan adalah membaca kitab Allah. Untuk apa? untuk mendapatkan teori bagaimana menghadirkan dan memperbesar rezeki. Kita bahas lain waktu.
No comments:
Post a Comment