1. Yatluuna kitaaba allahi, mereka membaca kitab Allah.
ada tiga kata kunci yang harus dipahami, yaitu:
- Allah adalah Tuhan yang dengan sifat Rahman Rahimnya memelihara, menata, dan mengelola alam semesta. [Qs.1:1-2)
- Kitab adalah mashdar (bentuk ketiga) dari kata kataba yaktubu kitaaban. Artinya: mengumpulkan. Kitab adalah kumpulan huruf, kata, kalimat, paragraf yang berisi penjelasan-penjelasan.
- Yatluuna adalah fi'il mudhori jamak (bentuk kedua) dari kata taala yatluu tilaawatan. Artinya membaca.
Sebagai Penata, Pemelihara dan Pengelola alam semesta, Allah menyusun manual book, kitab petunjuk yang harus dibaca oleh hamba-hamba-Nya agar dapat hidup di alam semesta ini sesuai dengan tatanan yang dikehendaki-Nya. Agar dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik, kitab itu berisikan penjelasan - penjelasan yang tidak meragukan [Qs.2:2] menjelaskan tentang segala sesuatu [Qs.16:89] termasuk menjelaskan tentang bagaimana berbisnis (sesuai dengan pembahasan kita disini) dengan cara yang menguntungkan, tidak merugikan semua yang terlibat dalam bisnis. Berbisnis dengan cara Al-Quran, kita tidak akan menzalimi ataupun di zalimi. kedua belah pihak saling menguntungkan.
Untuk dapat diterapkan secara praktis, maka kumpulan penjelasan-penjelasan itu harus dibaca sebagai satu teori secara utuh, karenanya digunakan kata talaa, bukan qoro-a. Keduanya sama arti, yaitu membaca, tetapi berbeda dalam penggunaannya. Qoro-a, digunakan untuk aktifitas membaca kata tanpa dikaitkan dengan kata lainnya, membaca kalimat tanpa dikaitkan dengan kalimat lainnya. Sedangkan talaa digunakan untuk aktifitas membaca kata atau kalimat terkait dengan kata atau kalimat yang lainnya. Maksudnya, membaca beberapa kalimat yang saling menjelaskan untuk mendapatkan satu pemahaman yang utuh.
Hasil dari pemahaman yang utuh adalah kemampuan membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk. Pemahaman yang utuh didapat dari proses membaca yang benar.
alladziina aataynaahumu alkitaaba yatluunahu haqqa tilaawatihi ulaa-ika yu/minuuna bihi waman yakfur bihi faulaa-ika humu alkhaasiruuna
[Qs.2:121] Orang-orang yang telah kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
Baiklah, kita urai dulu Qs.2:121 itu sebagai berikut:
- Mereka diberikan Kitab lalu mereka membacanya dengan benar. Bagaimana membaca dengan benar? baca dengan cara talaa, bukan dengan cara qoro-a. Tampak jelas ayat itu menggunakan kata yatluunahu haqqa tilaawatihi
- Mereka itu beriman kepada kitab itu ulaa-ika yu/minuuna bihi dengan cara sami'na wa atho'na, kami dengar dan kami taat, mengetahui dan melaksanakan, teori dan praktek.
- Jika mereka ingkar terhadap kitab itu maka mereka termasuk orang-orang yang rugi. waman yakfur bihi faulaa-ika humu alkhaasiruuna Mereka sudah mengetahui teorinya tetapi mereka tidak menerapkannya seperti orang yang tidak mengetahui atau bahkan mereka menolak dengan cara membuat teori baru, baik sintesis (memadukan dua teori yang berbeda) atau pun antitesis (membuat teori yang sama sekali baru, berlawanan)
Jadi jelas kesimpulannya. Al-Quran berisikan teori bisnis yang menguntungkan. Bacalah dengan benar agar teori bisnis itu dapat dipraktek dengan benar. Jika cara membacanya salah maka penerapan teorinya pun salah, atau menentang teori, alhasil bisnisnya pun merugi.
Teori bisnis menurut Al-Quran? seperti apa? bagaimana penjelasannya? bagaimana penerapannya? kita lanjutkan pada pembahasan berikut tentang bagaimana Al-Quran memberi solusi bisnis modal kecil untung besar.
alhamduulillah ada pencerahan..
ReplyDeleteinsya Allah amin...
Deleteجَزَاك اللهُ خَيْرًا wa بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
DeleteBismilah we can do it ☺
ReplyDelete