Tulisan ini melanjutkan pembahasan lalu tentang Solusi Riba Menurut Al-Qur'an, menjelaskan Tahap 6 yang bersumber dari #Inspirasi_Qs.2:280
KELUAR DARI JERAT KREDIT MACET [BANK]
By Fitri Gustama, Warga Kampoeng SyaREA World #08
Tidak dapat dipungkiri, memiliki penghasilan entah dari bekerja ataupun dari bisnis, jika belum-belum cicilan sudah menanti, tentu akan berbenturan dengan kebutuhan harian yang harus dipenuhi.
Seringkali juga, kita memiliki pengeluaran yang tidak terduga, yang mau tidak mau, kita harus membayarnya.
Dalam jangka waktu tertentu, akibatnya, salahh satu harus kalah. Entah keperluan yang dikorbankan, ataupun angsuran yang harus macet sana sini.
Jika ingin lancar, biasanya berusaha menutup lubang kekurangan itu dengan utang baru.
Yang paling parah, orang2 ini mencari utang untuk menutup angsuran. Ini adalah kekonyolan yang paling sering dilakukan.
Orang-orang ini sangat menyadari, bahwa mereka sebenarnya memiliki penghasilan, tetapi memang penghasilannya yang sekarang tidak akan mampu menutupi beban angsuran setiap bulan. Sehingga, jika mau jatuh tempo, kepanikan yang akhirnya dirasakan.
Entah dengan menjual barang apapun yang dimiliki, cari utangan, atau menggadaikan BPKB motor/mobil sekedar menyambung angsuran agar jangan sampai macet kelamaan, karena takut nanti berakibat Blacklist. Jika anda dalam posisi ini, saya yakin anda akan terbiasa dengan ancaman pihak bank / debt collector yang mengancam nama kita bakalan di blacklist oleh BI.
MINDSET yang harus anda bangun adalah DIBALCKLIST adalah SEBUAH KEBERUNTUNGAN. Karena dengan diblacklist, maka anda tidak akan ada peluang untuk meminjam bank lagi dimasa depan.
Bahkan, saya sangat menyarankan agar anda MEMBLACKLIST diri sendiri.
Saya akan menjelaskan dengan contoh, seperti biasanya agar mudah untuk dipahami.
Saya ada seorang kawan yang memiliki bisnis percetakan.
Hutangnya ada beberapa ratus juga, dengan beban amgsuran sebulan sekitar Rp 10 juta.
Setiap bulan, hasil dari percetakan, keuntungannya dikumpulkan, unntuk bayar angsuran.
Yang menjadi masalah adalah, pendapatan bersih dari hasil percetakan yang dulu bisa belasan juta setiap bulan, sekarang ini hanya menghasilkan keuntungan Rp 6 -7 juta sebulan.
Dengan kondisi ini, tentu ada defisit anggaran, untuk nyicil saja masih kurang Rp 3 -4 juta sebulan. Itu belum termasuk kebutuhan hidup untuk keluarganya.
Dengan terjadinya defisit pendapatan ini, akibatnya seringkali modal yang ada semakin tergerus, yang seharusnya bisa untuk stok barang, akhirnya digunakan untuk nyicil dulu.
Dan anda tahu akibat dari keputusan itu? karena stok barang yang semakin menipis, akhirnya banyak order yang akhirnya lepas, karena kawan saya ini tidak bisa menyediakan. Sementara stok juga tidak ada.
Sebenarnya ordernya cukup banyak, tetapi kendala pengadaan barang menjadi masalah yang seolah tak terpecahkan. Semakin hari, pendapatan bukannya semakin meningkat, malah pendapatannya semakin menurun, yang berimbas, aset-aset dan modal semakin cepat tergerus angsuran.
Jika hal ini terus terjadi, dalam waktu tidak lama, akan jelas sekali, bahwa usahanya akann bangkrut, dan utangnya bakalan macet total.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh kawan saya ini?
1. BLACKLIST diri sendiri.
Maksudnya adalah, dengan menghentikan segala macam cicilan.
Jangan pikirkan resiokonya. Persiapkan saja mental untuk menghadapi antrian debt collector. Persiapkan juga mental untuk ancaman sita oleh pihak perbankan.
Mengapa harus berani menghentikan cicilan sama sekali?
Logikanya, dengan kondisi sekarang saja, ternyata kawan saya ini bisa setiap bulan mendapatkan uang hingga 10 juta. Maka dengan menghentikan segala macam cicilan, maka akan ada TAMBAHAN MODAL sebesar Rp 10 juta setiap bulan.
Dan tambahan modal, artinya meningkatnya kemampuan teman saya ini untuk menghandle pesanan-pesanan yang selama ini tidak dapat dihandle.
Jika kredit dimacetkan 4 bulan saja. maka sudah ada tambahan dana sekitar Rp 40 juta untuk memberikan insentif pada bisnis yang dikebanyakan orang jika ada pada posisi teman saya solusi kekurangan modal adalah dengan mengambil utang baru di bank yang berbeda.
Harapannya adalah, bank yang lama cicilannya tetap jalan, dan uang yang dari bank baru nisa untuk menyuntik dana segar pada bisnis.
Mereka lupa, jika dengan meminjam dana ke bank yang baru, artinya ada beban angsuran baru.
Solusi semacam ini hanya akan berujung kepada kegagalan.
Jangan menambah masalah dengan meminjam uang di bank lainnya.
Jangan lupa, masalah anda adalah utang, bagaimana mungkin solusinya adalah dengan utang lagi? Bukankah itu sama saja dengan menambah masalah?
Memacetkan kredit bukanlah berarti kita ngemplang / tidak mau membayar.
Memacetkan itu tujuannya agar kita bisa bernafas untuk bisnis / usaha kita.
Jadi utamakan dulun BISNISNYA, jangan utamakan UTANGNYA.
2. NEGOSIASI
Jika angsuran anda cuma telat sebulan dua bulan, dijamin ga bakalan anda bisa bernegosiasi dengan pihak perbankan.
Selama anda masih kelihatan ada "uangnya", entah dari mana, maka anda akan disedot habis2an, tanpa pandang kasihan.
Beda lagi jika utang anda sudah macet lebih dari 3 bulan, maka pihak bank yangg akan panik. Pegawai bagian kreditnya dimarahi atasan, dan si atasan dimarahi atasannya dan seterusnya.
bank itu dibatasi oleh ambang kredit macet sekian persen, jika melebihi dari ambang bayas itu, maka ancaman tidak naik pangkat atau tidak naik gaji bakalan mengancam para pegawai bank tersebut.
Kalau anda sudah macet cukup parah, misal diatas 4 bulan, maka biasanya bank akan mulai 'melunak" dengan memberikan opsi restrukturisasi pinjaman.
hati2, ini juga masing mengandung jebakan, anda hanya akan ketipu kedua kali jika menerima restrukturisasi yang ditawarkan. Biasanya mereka akan menawarkan perpanjangan masa angsuran, sehingga cicilan jadi lebih kecil.
Restrukturisasi semacam ini biasanya banyak yang tergiur dan akhirnya jatuh lagi kedalam masalah yang sama. Lalu apa yang harus dilakukan?
Negosiasi, minta CUTI ANGSURAN DAN CUTI BUNGA.
Dijamin, permintaan anda akan ditolak.
Ketika ditolak, biarkan saja, jangan goyah. Biarkan macet lebih panjang lagi, sementara anda lebih baik konsentrasi pada usaha / bisnis yangg dilakukan, bukankah sekarang anda memiliki modal tambahan tanpa utang setiap bulan, yaitu yang seharusnya buat nyicil, bisa digunakan untuk modal usaha?
Tetapi, jika utang anda sudah macet diatas 6 bulan, biasanya bank akan melunak mau memberikan Cuti Angsuran + Cuti Bunga untuk jangka waktu tertentu.
Kisaran cuti ini antara 1-2 tahun.
Tergantung negosiasi anda.
Cuti angsuran itu juga biasanya mereka masih memberikan syarat dengan membayar sejumlah uang "tunggu".
Nah, kalau uang tunggunya terlalu tinggi, negosiasi lagi. Kalau tidak diterima negosiasinya, biarkan lagi. Anda konsen bisnis aja.
Jika uang tunggunya mau menurunkan dan anda mampu membayarnya, silakan bayar, dan anda bisa tenang untuk tidak nyicil dan tidak kena bunga selama 1-2 tahun.
Saya sendiri dulu mendapat "cuti" selama 2 tahun. Ada kawan saya yang cuti 1 tahun, ada yang 1,5 tahun. Jika sudah dapat cuti, jangan pikir utangnya, fokus saja mengembangkan usaha sekuat tenaga, agar kelak setelah cuti habis, anda bisa langsung melunasinya, tanpa harus mengangsur kembali.
Saya sendiri, dulu selesai cuti, uang sudah terkumpul dan langsung saya tutup.
Kunci untuk menggunakan teknik ini adalah harus memiliki mental yang kuat.
Fokus pada sokusi, dan bukan pada masalah.
mengutamakan usaha / bisnis ketimbang membayar utang.
Siap dengan segala macam resiko.
Ada seorang kawan lagi yang kasungya persis dengan kasus diatas. Dia memiliki cicilan hanya kisaran Rp 5 juta. Pendapatan saat ini hanya kisaran 2 juta.
Salah satu usahanya adalah dengan jualan Ice Cream dengan Booth ditempat2 keramaian.
Ketika dia membuka cabang ternyata 1 cabangnya mampu menghasilkan pendapatan bersih hingga Rp 1,2 juta/bulan. Sehingga dengan logika sederhana, dengan memiliki 3 cabang saja, maka semua beban angsurannya akan ketutup.
Yang menjadi masakah adalah, untuk membuka 1 cabang Ice Cream dibutuhkan dana sekitar 2 juta. Sementara dia tidak memiliki uang tersebut ditabungan.
maka jika dia menggunakan rumus diatas, jika saja sebulan dia tetap menganggarkan Rp 5 juta yang seharusnya buat cicilan untuk usaha, maka dalam 1 bulan, dia sudah bisa punya 2 cabang. Dan dibulan ke-3 dia sudah bisa punya 6 cabang.
Estimasi penghasilannya adalah:
6 cabang x Rp 1,2 juta = Rp 7,2 juta.
Ditanbah penghasilan dari usahanya yang awal Rp 2 juta. Maka pendapatannya bisa mencapai ,2 juta.
Itu hanya dengan memacetkan angsuran selama 3 bulan saja.
Tetapi, kebanyakan orang akan berfikir lebih baik utang bank lain, sehingga bisa buka cabang yang hasilnya bisa buat mengangsur ke-2 bank tersebut.
Apakah teknik seperti itu akan berhasil? sepanjang hidup saya bertemu orang2 semacam ini, yang melakukan kebodohan ini, mereka semuanya gagal.
Anda bisa belajar dari pengalaman si menttor tersebut. Sehingga apa yang anda lakukan lebih tepat sasaran dan menghasilkan pendapatan yang optimal.
Wassalam...
Thursday, October 29, 2015
Wednesday, October 28, 2015
Solusi Riba Menurut Al-Quran
Boufice Fanson Pimred Majalah Prancis "Challenges" edisi Oktober 2008 dalam kolom pengantar redaksi yang berjudul "Paus atau Alquran" mengatakan kepada Paus Benekditus XVI,
Informasi di atas saya kutip dari buku "Harta Haram Muamalat Kontemporer" yang ditulis oleh Dr. Erwandi Tarmizi, MA
Yang menarik dari kutipan di atas adalah mereka menyarankan membaca Al-Quran untuk mendapatkan solusi ekonomi tanpa Riba. Ini menggelitik kita sebagai pembaca Al-Quran, bahwa betapa setiap saat kita membaca Al-Quran namun kita tetap tidak berdaya untuk terlibat perang melawan riba. Seolah-olah kita biarkan Allah dan Rasul-Nya yang berperang melawan riba sementara kita duduk meratapi nasib. Ketika Allah dan Rasul-Nya menyatakan perang terhadap riba sementara kita tidak juga menyatakan perang terhadap riba, apakah sah kita mengaku muslim ?
[Qs.2:279] Makajika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Dalam peperangan ini hanya ada dua pilihan: menjadi lawan atau menjadi kawan? Jika kamu memilih menjadi lawan maka bersiaplah dihancurkan. Jika kamu memilih menjadi kawan maka Allah akan memberikan arahan melalui Al-Quran bagaimana memenangkan peperangan ini.
Dari Gelap Menuju Cahaya
[Qs.57:9] Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benr Maha Penyantun lagi Maha Penyayag terhadapmu.
Adzhdzhulumaat bermakna gelap, kegelapan, kondisi yang tidak jelas. Kata ini dibentuk dari 3 huruf dasar yaitu Dhza-Lam-Miim yang berarti melakukan kesalahan atau kejahatan, penindasan, bahaya, menekan, tirani, penyalahgunaan, mengambil hak orang lain, berbuat tidak adil. Kita memasuki kondisi adzhdzhulumaat karena kita telah salah berpikir, salah melangkah dan salah bertindak. Bagaimana agar kita bisa keluar dari kondisi gelap tersebut? Kondisi bisnis yang tidak jelas, selalu merugi, riba menjerat, bagaimana solusinya? Baca Al-Quran. Di dalamnya ada petunjuk bagaimana kita bisa keluar dari kegelapan kepada cahaya.
Al-Quran Menjelaskan Segala Sesuatu, Termasuk Solusi BIar RIBA raIB
[Qs.16:89] Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turukan kepadamu Al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Semua dijelaskan dalam Al-Quran, termasuk solusi BIar RIBA raIB. Secara sistematis, Al-Quran memaparkannya mulai dari ayat 275 - 281 dari surat Al-Baqarah sebagai berikut:
Tahap 1
[Qs.2:275] Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka aginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Bacaan terkait:
Tahap 2
[Qs.2:276] Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.
Tahap 3
[Qs.2:277] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, merek mendapat pahala di sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Tahap 4
[Qs.2:279] Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Tahap 6
[Qs.2:280] Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, maka berilah tanggu sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan sebagian atau semua hutang itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Bacaan terkait:
Dari enam tahap di atas kita memfasilitasi masyarakat dengan tiga kegiatan utama sebagai berikut, sebagai strategi BIar RIBA raIB:
"Saya pikir, dalam menghadapi krisis ekonomi global ini kita sangat membutuhkan membaca Alquran dari pada membaca Injil untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan dunia perbankan kita, karena jika para praktisi perbankan kita menghargai ajaran, undang-undang dan sistem yang disampaikan Alquran serta menerapkannya saya yakin krisis dan bencana ekonomi ini tidak akan melanda kita, yang membawa kita pada kondisi yang mengenaskan, karena sesungguhnya "uang tidak bisa melahirkan uang [riba]".Seolah menjawab himbauan di atas, Vatikan melalui harian resminya "Observatory Romano" dalam salah satu artikel yang berjudul "Masukan Dari Sistem Keuangan Syariah Untuk Barat Yang Dirundung Krisis" dijelaskan tentang manfaat riba diharamkan sesuai dengan syariat Islam. Dan sistem keuangan syariah sangat berperan untuk membangun kembali undang-undang serta peraturan baru agar dunia dapat keluar dari krisis ekonomi global yang terjadi. Terutama sekali Islam menekankan larangan menggunakan uang sebagai barang dagangan yang mendatangkan laba.
Informasi di atas saya kutip dari buku "Harta Haram Muamalat Kontemporer" yang ditulis oleh Dr. Erwandi Tarmizi, MA
Yang menarik dari kutipan di atas adalah mereka menyarankan membaca Al-Quran untuk mendapatkan solusi ekonomi tanpa Riba. Ini menggelitik kita sebagai pembaca Al-Quran, bahwa betapa setiap saat kita membaca Al-Quran namun kita tetap tidak berdaya untuk terlibat perang melawan riba. Seolah-olah kita biarkan Allah dan Rasul-Nya yang berperang melawan riba sementara kita duduk meratapi nasib. Ketika Allah dan Rasul-Nya menyatakan perang terhadap riba sementara kita tidak juga menyatakan perang terhadap riba, apakah sah kita mengaku muslim ?
[Qs.2:279] Makajika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Dalam peperangan ini hanya ada dua pilihan: menjadi lawan atau menjadi kawan? Jika kamu memilih menjadi lawan maka bersiaplah dihancurkan. Jika kamu memilih menjadi kawan maka Allah akan memberikan arahan melalui Al-Quran bagaimana memenangkan peperangan ini.
Dari Gelap Menuju Cahaya
[Qs.57:9] Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benr Maha Penyantun lagi Maha Penyayag terhadapmu.
Adzhdzhulumaat bermakna gelap, kegelapan, kondisi yang tidak jelas. Kata ini dibentuk dari 3 huruf dasar yaitu Dhza-Lam-Miim yang berarti melakukan kesalahan atau kejahatan, penindasan, bahaya, menekan, tirani, penyalahgunaan, mengambil hak orang lain, berbuat tidak adil. Kita memasuki kondisi adzhdzhulumaat karena kita telah salah berpikir, salah melangkah dan salah bertindak. Bagaimana agar kita bisa keluar dari kondisi gelap tersebut? Kondisi bisnis yang tidak jelas, selalu merugi, riba menjerat, bagaimana solusinya? Baca Al-Quran. Di dalamnya ada petunjuk bagaimana kita bisa keluar dari kegelapan kepada cahaya.
Al-Quran Menjelaskan Segala Sesuatu, Termasuk Solusi BIar RIBA raIB
[Qs.16:89] Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turukan kepadamu Al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Semua dijelaskan dalam Al-Quran, termasuk solusi BIar RIBA raIB. Secara sistematis, Al-Quran memaparkannya mulai dari ayat 275 - 281 dari surat Al-Baqarah sebagai berikut:
Tahap 1
- Menjelaskan dampak riba, terutama dampak psikologis. Dari situ, kerusakan riba akan cepat menjalar.
- Membedakan antara bisnis dan riba.
- Melakukan pemutihan. Maka setelah mengetahui larangan riba, tinggalkan riba. Yang sudah berlalu biarkan berlalu. Jangan mengulangi.
[Qs.2:275] Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka aginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Bacaan terkait:
Tahap 2
- Proses penghancuran secara perlahan bagi yang tidak mau meninggalkan riba.
- Proses pemulihan bagi yang bertobat dari riba. Program sedekah dan produktivitas.
- Tidak ada toleransi. Allah tidak menyukai orang yang tetap memakan riba.
[Qs.2:276] Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.
Tahap 3
- Penguatan. Cara melakukan Tahap 1 yang ditunjang oleh Tahap 2. Baca Qs.35:29 untuk memahami tahap ini, Silakan nanti mulai dari sini, sekarang kita selesaikan dulu tahapannya.
[Qs.2:277] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, merek mendapat pahala di sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Tahap 4
- Perintah sudah lebih tegas: tinggalkan sisa-sisa riba jika kamu memang beriman.
[Qs.2:277] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman.
Tahap 5
- Atau kita berperang saja. Mau menjadi lawan atau menjadi kawan?
[Qs.2:279] Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Tahap 6
- Hutang pokok harus dibayar. Jika ada kesulitan membayar, minta penangguhan.
- Selama masa penangguhan, lakukan produktivitas. Bayar hutang dari hasil produktivitas.
- Penjelasannya dapat di baca di sini tentang bagaimana keluar dari kredit macet [bank]
[Qs.2:280] Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, maka berilah tanggu sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan sebagian atau semua hutang itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Bacaan terkait:
Dari enam tahap di atas kita memfasilitasi masyarakat dengan tiga kegiatan utama sebagai berikut, sebagai strategi BIar RIBA raIB:
- Rumah Ilmu sebagai sarana menguatkan masyarakat dalam berbisnis secara Islami.
- Rumah Sedekah sebagai sarana menunjang produktifitas dan pembebasan hutang.
- Rumah Syirkah sebagai sarana masyarakat membangun jaringan bisnis, investasi, jalur distribusi dan lain-lain terkait penguatan bisnis ataupun memulai bisnis.
Strategi tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, melainkan secara berjamaah antara Pedagang, Produsen, Pekerja dan Konsumen. Kopdar Bangun Solusi Riba merupakan sarana untuk menghimpun empat pilar ekonomi umat tersebut dalam satu sistem ekonomi berjamaah.
Mengapa harus ekonomi berjamaah?
Perhatikan dua fakta berikut ini:
Fakta masa lalu : Kaum muslimin generasi awal mampu membangun peradaban tanpa riba karena mereka saling menguatkan satu sama lain.
[Qs.8:72] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu denan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Fakta masa kini: Orang-orang kafir sampai hari ini terus menghimpun potensi saling menguatkan satu sama lain. Sedangkan kaum muslimin hari ini bercerai berai. Sehingga terjadilah kerusakan dan kekacauan yang besar.
[Qs.8:73] Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu hai para muslimin tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.
Kekacauan dan kerusakan yang besar berupa apa? riba, suku bunga, inflasi, UMR, perbudakan global. Semua itu diakibatkan oleh persekutuan mereka yang semakin kuat, sementara kita semakin dilemahkan.
[Qs.5:51] Hai orang-orang yang beriman, jangalah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Apa yang dihasilkan oleh persekutuan Yahudi - Nasrani ? BI, Bank Central, World Bank, IMF, WTO, NATO
Subscribe to:
Posts (Atom)